Biasanya tidur lira terbilang beda dibanding teman-teman sebaya. Bocah perempuan 3,5 tahun ini baru tidur di atas jam 23.00 WIB, setelah ikutan nonton sinetron drama favorit oma dan mamanya.
KARENA tidur larut, lira pun selalu baru bangun sekitar jam sembilan pagi. Sekitar jam tiga sore dia mengantuk lagi. Biasanya ia tidur lagi sampai menjelang maghrib. Pola tidur seperti ini berlangsung tiap hari sejak setahun terakhir.
Semula, orangtua lira tidak terlalu khawatir dengan keadaan ini. Baru belakangan bunda lira mulai bertanya-tanya, bagaimana kalau kebiasaan seperti ini terus berlanjut.
"Padahal enam bulan lagi lira mulai sekolah di TK. Dia harus bangun pagi-pagi. Apa bisa mengubah pola tidur lira dalam waktu enam bulan?" tuturnya setengah bertanya.
Pola tidur anak-anak memang sering luput dari perhatian orangtua. Kebanyakan menganggap pola itu bakal terbentuk sendiri seiring bertambahnya usia anak serta peningkatan aktivitas di luar lingkungan keluarga.
Tapi kenyataannya, banyak kasus si kecil tetap bertahan dengan pola tidur yang sudah lama terbentuk. Orangtua pun kuwalahan mengubah pola tidur anak-anak. Ketika agak dipaksa sering dampak negatif terjajdi. Si kecil jadi kekurangan waktu tidur.
Konsultan Tumbuh Kembang Anak, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jakarta, Rini Sekartini melalui gizi.net mengungkap, kurangnya waktu tidur bagi anak-anak bisa berdampak buruk bagi perkembangan fisik dan kognitif.
Organ tubuh anak memproduksi dan melepaskan jenis hormon tertentu ketika tidur di malam hari. Proses ini dipastikan terganggu bila anak-anak tidak tidur cukup waktu atau tidurnya terganggu. Kondisi ini membuat rentan daya tahan tubuh, iregulasi sistem endokrin, dan bisa menjadi awal pencetus kegemukan.
"Anak yang kurang tidur biasanya mengalami pula gangguan kognitif. Anak lambat bereaksi, kurang waspada, kurang perhatian, dan sulit konsentrasi. Pada akhirnya kondisi ini bisa mengganggu proses belajar dan membuat prestasi akademik anak menurun," ungkap Rini Sekartini.
Kurangnya perhatian orangtua membangun kebiasaan tidur yang cukup, menyebabkan anak-anak di wilayah perkotaan di beberapa negara mengalami gangguan tidur. Sebuah penelitian mengungkap 23,5 persen anak usia 2-6 tahun di Beijing, Cina, mengalami gangguan tidur.
Sekitar 20 persen anak usia 3 tahun di Swiss terbangun setiap malam. Sedangkan di Amerika Serikat, sebanyak 84 persen anak usia 1-3 tahun menderita gangguan tidur menetap. Kebanyakan anak-anak tersebut sulit tidur pada malam hari dan sering terbangun ketika ketika tidur malam hari.
"Tidur merupakan perilaku yang dipelajari yang dapat dibentuk melalui rutinitas dan kebiasaan tidur yang baik. Idealnya tidur nyenyak mulai dibiasakan orangtua sejak anak-anak mereka berusia 3 - 6 bulan," tegas Rini.
Para peneliti Universitas Rochester, New York, AS, bahkan menemukan, gangguan tidur bisa terjadi pada bayi baru lahir. Padahal di masa awal kehidupannya bayi sangat butuh kualitas tidur yang baik.
Gangguan tidur pada bayi baru lahir ditandai perilaku rewel bayi pada jam tidur. Kondisi ini terjadi karena di masa kehamilan sang ibu mengalami stres, cemas, dan depresi. Hormon stres yang dikeluarkan sang ibu mengganggu perkembangan otak janin.
Dr Thomas O'Connor, salah seorang peneliti, menegaskan bayi yang kualitas tidurnya kurang, cenderung mengalami masalah perilaku di masa kanak-kanak. "Kualitas tidur bayi bisa menjadi indikator perkembangan kesehatannya," kata O'Connor. (ricky reynald yulman)
Puncak Pertumbuhan Otak
TIDUR bagi balita bukan sekadar waktu beristirahat. Pertumbuhan otak mencapai puncak ketika anak-anak tidur di malam hari. Pada saat yang sama otak mengonsolidasi memori dan semua pengetahuan baru.
Tubuh balita memproduksi hormon pertumbuhan tiga kali lebih banyak dibandingkan ketika dia terbangun. Sehingga waktu tidur, otot, kulit, sistem jatung dan pembuluh darah, metabolisme tubuh, dan tulang balita mengalami pertumbuhan pesat.
Namun seiring bertambahnya usia, kebutuhan tidur si kecil makin berkurang hingga mencapai kebutuhan dasar. Kebutuhan waktu tidur anak ini sebaiknya dipahami benar para orangtua sejak awal.
Bayi baru lahir butuh waktu tidur 16 - 20 jam tiap hari, dengan jeda terjaga tiap tiga atau empat jam sekali. Di usia dua hingga empat bulan, bayi rata-rata butuh waktu tidur sekitar 15 jam. Di rentang usia ini bayi bisa tidur enam jam di malam hari.
Memasuki usia enam hingga sembilan bulan, waktu tidur bayi mulai terpola hingga waktu-waktu berikutnya. Di rentang usia ini mereka butuh 14 jam waktu tidur dalam sehari, dengan sekali waktu tidur siang. (ricky reynald yulman)
Redupkan Lampu Kamar
ADA beragam cara untuk membuat bayi Anda tidur dengan nyaman. Berikut beberapa di antaranya:
1. Mandikan bayi dengan air hangat. Ajak bermain sebentar sebagai awal penurunan intensitas aktivitas sebelum tidur.
2. Pastikan bayi cukup kenyang beberapa jam sebelum tidur. Boleh dengan memberi susu.
3. Ajak bayi buang air bila mereka ingin melakukannya sebelum tidur.
4. Kenakan pakaian tidur yang lembut dan nyaman (usahakan dari bahan katun yang mudah menyerap keringat).
5. Redupkan lampu kamar, belai bayi dengan lembut.
6. Putar atau nyanyikan lagu pengantar tidur, atau bacakan dongeng dengan suara pelan.
7. Beri ciuman sebelum anak tertidur dan biarkan si kecil tidur dengan mainan favoritnya.
KARENA tidur larut, lira pun selalu baru bangun sekitar jam sembilan pagi. Sekitar jam tiga sore dia mengantuk lagi. Biasanya ia tidur lagi sampai menjelang maghrib. Pola tidur seperti ini berlangsung tiap hari sejak setahun terakhir.
Semula, orangtua lira tidak terlalu khawatir dengan keadaan ini. Baru belakangan bunda lira mulai bertanya-tanya, bagaimana kalau kebiasaan seperti ini terus berlanjut.
"Padahal enam bulan lagi lira mulai sekolah di TK. Dia harus bangun pagi-pagi. Apa bisa mengubah pola tidur lira dalam waktu enam bulan?" tuturnya setengah bertanya.
Pola tidur anak-anak memang sering luput dari perhatian orangtua. Kebanyakan menganggap pola itu bakal terbentuk sendiri seiring bertambahnya usia anak serta peningkatan aktivitas di luar lingkungan keluarga.
Tapi kenyataannya, banyak kasus si kecil tetap bertahan dengan pola tidur yang sudah lama terbentuk. Orangtua pun kuwalahan mengubah pola tidur anak-anak. Ketika agak dipaksa sering dampak negatif terjajdi. Si kecil jadi kekurangan waktu tidur.
Konsultan Tumbuh Kembang Anak, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jakarta, Rini Sekartini melalui gizi.net mengungkap, kurangnya waktu tidur bagi anak-anak bisa berdampak buruk bagi perkembangan fisik dan kognitif.
Organ tubuh anak memproduksi dan melepaskan jenis hormon tertentu ketika tidur di malam hari. Proses ini dipastikan terganggu bila anak-anak tidak tidur cukup waktu atau tidurnya terganggu. Kondisi ini membuat rentan daya tahan tubuh, iregulasi sistem endokrin, dan bisa menjadi awal pencetus kegemukan.
"Anak yang kurang tidur biasanya mengalami pula gangguan kognitif. Anak lambat bereaksi, kurang waspada, kurang perhatian, dan sulit konsentrasi. Pada akhirnya kondisi ini bisa mengganggu proses belajar dan membuat prestasi akademik anak menurun," ungkap Rini Sekartini.
Kurangnya perhatian orangtua membangun kebiasaan tidur yang cukup, menyebabkan anak-anak di wilayah perkotaan di beberapa negara mengalami gangguan tidur. Sebuah penelitian mengungkap 23,5 persen anak usia 2-6 tahun di Beijing, Cina, mengalami gangguan tidur.
Sekitar 20 persen anak usia 3 tahun di Swiss terbangun setiap malam. Sedangkan di Amerika Serikat, sebanyak 84 persen anak usia 1-3 tahun menderita gangguan tidur menetap. Kebanyakan anak-anak tersebut sulit tidur pada malam hari dan sering terbangun ketika ketika tidur malam hari.
"Tidur merupakan perilaku yang dipelajari yang dapat dibentuk melalui rutinitas dan kebiasaan tidur yang baik. Idealnya tidur nyenyak mulai dibiasakan orangtua sejak anak-anak mereka berusia 3 - 6 bulan," tegas Rini.
Para peneliti Universitas Rochester, New York, AS, bahkan menemukan, gangguan tidur bisa terjadi pada bayi baru lahir. Padahal di masa awal kehidupannya bayi sangat butuh kualitas tidur yang baik.
Gangguan tidur pada bayi baru lahir ditandai perilaku rewel bayi pada jam tidur. Kondisi ini terjadi karena di masa kehamilan sang ibu mengalami stres, cemas, dan depresi. Hormon stres yang dikeluarkan sang ibu mengganggu perkembangan otak janin.
Dr Thomas O'Connor, salah seorang peneliti, menegaskan bayi yang kualitas tidurnya kurang, cenderung mengalami masalah perilaku di masa kanak-kanak. "Kualitas tidur bayi bisa menjadi indikator perkembangan kesehatannya," kata O'Connor. (ricky reynald yulman)
Puncak Pertumbuhan Otak
TIDUR bagi balita bukan sekadar waktu beristirahat. Pertumbuhan otak mencapai puncak ketika anak-anak tidur di malam hari. Pada saat yang sama otak mengonsolidasi memori dan semua pengetahuan baru.
Tubuh balita memproduksi hormon pertumbuhan tiga kali lebih banyak dibandingkan ketika dia terbangun. Sehingga waktu tidur, otot, kulit, sistem jatung dan pembuluh darah, metabolisme tubuh, dan tulang balita mengalami pertumbuhan pesat.
Namun seiring bertambahnya usia, kebutuhan tidur si kecil makin berkurang hingga mencapai kebutuhan dasar. Kebutuhan waktu tidur anak ini sebaiknya dipahami benar para orangtua sejak awal.
Bayi baru lahir butuh waktu tidur 16 - 20 jam tiap hari, dengan jeda terjaga tiap tiga atau empat jam sekali. Di usia dua hingga empat bulan, bayi rata-rata butuh waktu tidur sekitar 15 jam. Di rentang usia ini bayi bisa tidur enam jam di malam hari.
Memasuki usia enam hingga sembilan bulan, waktu tidur bayi mulai terpola hingga waktu-waktu berikutnya. Di rentang usia ini mereka butuh 14 jam waktu tidur dalam sehari, dengan sekali waktu tidur siang. (ricky reynald yulman)
Redupkan Lampu Kamar
ADA beragam cara untuk membuat bayi Anda tidur dengan nyaman. Berikut beberapa di antaranya:
1. Mandikan bayi dengan air hangat. Ajak bermain sebentar sebagai awal penurunan intensitas aktivitas sebelum tidur.
2. Pastikan bayi cukup kenyang beberapa jam sebelum tidur. Boleh dengan memberi susu.
3. Ajak bayi buang air bila mereka ingin melakukannya sebelum tidur.
4. Kenakan pakaian tidur yang lembut dan nyaman (usahakan dari bahan katun yang mudah menyerap keringat).
5. Redupkan lampu kamar, belai bayi dengan lembut.
6. Putar atau nyanyikan lagu pengantar tidur, atau bacakan dongeng dengan suara pelan.
7. Beri ciuman sebelum anak tertidur dan biarkan si kecil tidur dengan mainan favoritnya.
No comments:
Post a Comment